Selasa, 18 Maret 2008

Kupas Tuntas Bisnis Ponsel Second Jateng

Geliat bisnis ponsel second di Jateng makin marak. Sentra-sentra penjualan ponsel bermunculan, seiring dengan meroketnya jumlah pengguna ponsel di setiap kota. Para pebisnis banyak berinvestasi membuka gerai agen/toko ponsel di beberapa lokasi strategis. Bagaimanakah potret bisnis ponsel bekas di Jateng. Apa saja kiat yang dijalankan pelaku bisnis agar survive dalam kompetisi? Bagaimana prospek dalam beberapa bulan ke depan?. Ikuti ulasan berikut.

Sentra Ponsel
Tiga kota di Jateng, DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), Solo dan Semarang mempunyai sentra ponsel masing-masing. Tercatat di DIY terdapat 10 titik lokasi pusat penjualan ponsel. Kesepuluh sentra itu masing-masing : Jogjatronik di Jl MT Haryono, Toserba Ramai di kawasan Malioboro, Jogya Ponsel Market di Jl. Sudirman, Sentra Ponsel di Jl. Gejayan, Pasar Klitikan–Kuncen di Jl. HOS. Cokroaminoto, Amplas (Ambarukmo Plasa) di Jl. Adi Sucipto, Plasa Borobudur di Jl. Magelang, Gelael Phone Jl. Adi Sucipto, Sami Jaya di kawasan Malioboro, dan Sentra di Jl. Moses.

Dari pantauan BP, setiap lokasi mempunyai tingkat keramaian yang berbeda-beda. Lokasi yang cukup ramai di DIY adalah di Jogjatronik, Toserba Ramai, Sentra Ponsel di Jl. Gejayan, Pasar Klitikan–Kuncen, Amplas (Ambarukmo Plasa), Plasa Borobudur di Jl. Magelang, dan Sentra Ponsel di Jl. Moses.

Sedangkan di Solo berada di Matahari Departement Store (Singosaren) di Jl. Gatot Subroto, Gedung Prioritas lt II di Jl .Slamet Riyadi, serta di Solo Grandmall di Jl. Slamet Riyadi. Sementara di Semarang terdapat di Plasa Simpang Lima.

Dari perspektif ekonomi, faktor daya dukung menjadi kunci penting bagi keberlangsungan prospek bisnis. Demikian pula dengan pemilihan lokasi bisnis ponsel seken. Dari pengamatan BP, beberapa lokasi yang dipakai sebagai ajang transaksi bisnis ponsel bekas, cukup strategis. Yaitu dekat dengan jalan besar yang mudah diakses oleh masyarakat dan pengguna jalan lain. Selain itu berdekatan pula dengan mall, plasa, dan sentra keramaian lainnya.

Dukungan Asosiasi
Ketiga kota di Jateng, yaitu DIY, Solo dan Semarang mempunyai asosiasi atau paguyuban pebisnis yang mewadahi pebisnis ponsel bekas. Di DIY namanya PAPSY (Paguyuban Pengusaha Seluler Yogyakarta) yang diketuai Haris Setyawan dan beranggotakan sekitar 200 pebisnis ponsel. Sementara di Solo hingga kini masih eksis Asosiasi Paku Baris (Paguyuban Pelaku Bisnis Ponsel Singosaren) diketuai M. Haekal Benahi yang beranggotakan 250 pengusaha. Sedangkan di ibukota Jateng, Semarang terdapat PSP5 (Paguyuban Pengusaha Seluler Plasa Simpang Lima), yang beranggotakan 200 pengusaha.

Adanya asosiasi atau paguyuban ini dirasakan cukup membantu eksistensi para pebisnis. Selain bermanfaat dalam aspek marketing sebagai jaringan (networking) kemitraan, bisa juga dimanfaatkan sebagai wadah untuk melakukan sinergi bisnis. Selain itu juga bermanfaat dalam aspek legal-normatif, artinya, jika salah satu anggota mendapatkan masalah, maka anggota lain atau ketua bisa memberikan advokasi dan perlindungan secara kelembagaan.

Mayoritas Pelajar dan Mahasiswa
Terdapat fenomena menarik, dimana para pembeli ponsel jadul di DIY didominasi kalangan pelajar dan mahasiswa. Donni Agtumal, staf penjaga konter Eldo Phone di Toserba Ramai, kawasan Malioboro, Yogyakarta, menandaskan, sekitar 70% pembeli ponsel bekas di tempatnya adalah pelajar dan mahasiswa.

Adapun alasan mereka membeli, sebagian besar karena harga yang relatif terjangkau dengan kantong. Apalagi kebutuhan mereka masih cukup mendasar yaitu ponsel bekas itu sering dipergunakan untuk bertelepon dan kirim SMS saja.

“Berdasar pantauan kami, sebagian besar atau sekitar 70% pembeli ponsel bekas adalah kaum remaja. Mereka ini terdiri dari pelajar mulai SMP hingga anak kuliahan. Sisanya sekitar 30% pembeli berasal dari kalangan lain seperti para pebisnis kelas menengah-bawah dan karyawan yang membutuhkan ponsel seperlunya saja untuk SMS untuk laporan kepada atasannya,” tegasnya.

Dari pantauan BP, pengunjung membludak di lokasi mall yang ditempati total sekitar 119 konter itu, pada siang hari hingga malam hari. Sebagian besar pengunjung didominasi kaum muda. Selain itu ada pula kaum tua seperti bapak-ibu, dan juga wanita karier. Suasana di beberapa konter penjual ponsel bekas tampak ramai diwarnai transaksi pembelian ponsel, maupun mereka yang menjual (tukar tambah) hpnya.

Nokia dan SE
Dari pantauan dan penelusuran pasar di DIY, Semarang dan Solo, dapat disimpulkan jika ponsel bekas Nokia dan SE (Sony Ericsson) masih menduduki posisi teratas. Beberapa tipe ponsel bekas Nokia yang laris meliputi Nokia N 70, 2310, 3315, 3310, 3230, 6300, 1280, 1112, 1110i, 1600, 5070, 2300, 8250, 7610, 5300, 6600, N 73, 2626, 110i, 3500, 6030, 9300 dan 9500. Sementara ponsel bekas laris dari vendor lain meliputi, Sony Ericsson J 230, SE 750, SE J 120i, SE J 110i, SE W 200, Motorola F3, LG KG 200 dan LG KG 300.

Edy Sunu dari Nasswa Cellular Jogyatronik mengatakan di tempatnya Nokia 6300, 1112 dan 1110 bisa terjual hingga 3 buah dalam seminggu. “Orang lebih suka membeli ponsel bekas, karena harga yang selisih banyak dengan yang baru. Saya juga memberi mereka garansi selama 2 minggu,” paparnya.

Sementara itu Heru dari 8 Star di Toserba Ramai Malioboro, menyebutkan di tempatnya yang cukup laris adalah Nokia 2300, 8250 bisa laku 7 HP seminggu, sedangkan Nokia 1110i dan 3230 terjual 2 buah sehari.

Terdapat temuan angka signifikan penjualan ponsel di beberapa konter. Tatak PW, pemilik Plaza Phone, di Jogya Tronik, mengaku bisa menjual 8 buah Nokia 3230 per minggu, dan 2 buah Nokia 1208 per hari. Sementara Donni Agtumal, staf Eldo Phone di Toserba Ramai, kawasan Malioboro DIY, mengaku bisa menjual 4-5 buah ponsel Nokia 3239 dan 7610 per minggu, 7 buah Nokia 6300 dan 6600 per minggu. Sedangkan untuk kelas low end lebih gila lagi, Nokia 1112 dan 1110i bisa terjual 10 ponsel per minggu.

Penjualan ponsel seken, juga marak di Solo. Puguh Ratyanto, pemilik Elite Phone di Plasa Singosaren, menjelaskan beberapa produk yang laris rata-rata 10 buah per minggu seperti Nokia N 70, Nokia 3500, Nokia 6300 dan SE W 830. Sementara untuk Nokia 50570 dan 2626, serta Sony Ericsson W 200 bisa laku 12 buah per minggu.

“Saya bersyukur, penjualan disini cukup bagus. Sebenarnya harga ponsel second di Jawa Tengah ini kata sebagian orang paling tinggi di Indonesia. Tapi anehnya transaksi ramai terus, “ paparnya seraya menambahkan di Plasa Singosaren terdapat total sekitar 200 konter penjual ponsel bekas.

Komunitas Teknisi Ponsel
Sebagai penunjang keberlangsungan bisnis ponsel second, keberadaan teknisi ponsel sangat dibutuhkan. Di ketiga kota tersebut, cukup banyak anggota komunitas teknisi ponsel, terutama di DIY. Agustinus Budi Prasetya dari konter ponsel Thrive di Gejayan menuturkan, di Yogyakarta, komunitas teknisi HP cukup banyak jumlahnya. “Ada yang individu, ada juga yang membentuk sebuah komunitas, “ ujarnya.

Agustinus menambahkan, keahlian dan skill sebagai teknisi ponsel akhir-akhir ini makin dilirik para pebisnis. Hal ini terbukti dengan makin banyaknya lembaga pelatihan (kursus) teknisi ponsel. “Keahlian mereparasi atau memperbaiki ponsel, bisa menjadi sumber nafkah. Kami sangat senang dengan banyaknya berdiri lembaga pelatihan tersebut. Selain bisa mewadahi para teknisi ponsel, bisa dijadikan bisnis bagi para pengusaha yang bergerak di bidang perponselan. Saat ini sudah ada beberapa lembaga pelatihan atau kursus teknisi HP yaitu MEC, ALFI dan Metronet.

Tim Buser
Tim Buser? Sepintas kita akan merasa asing dan aneh mendengar istilah Tim Buser dalam dunia bisnis ponsel bekas. Namun sesungguhnya keberadaan Tim Buser sangat vital. Tim ini mempunyai banyak tugas penting, seperti memantau kondisi-situasi pasar, hunting produk yang langka tapi banyak diminati, saling intip harga dan ketersediaan barang di konter “lawan”, mencari info-info ponsel yang banyak dicari orang, mengadakan survey-riset pasar, hingga mencari masukan untuk trik penjualan ponsel.

Fudin Hananto dari konter Mr Blue Gejayan Yogyakarta menyatakan, istilah Tim Buser ini sudah banyak dikenal praktisi bisnis ponsel bekas. Namun tidak semua konter atau toko ponsel seken mempunyai divisi buser ini. “Kalau di tempat kami ada tim khusus itu. Dalam Tim Buser ini kami mempunyai banyak tugas spesial yang sangat rahasia,” paparnya.

Ditambahkan, informasi yang diperoleh oleh Tim Buser ini akan dikaji dan dianalisis para pebisnis ponsel bekas. Jadi keberadaan Tim Buser ini selain melakukan pemantauan pasar juga seolah juga menjadi “Think Thank”, lembaga Litbang (penelitian pengembangan), atau lembaga survey-riset. Masukan berharga dari lapangan tersebut, nantinya setelah dikaji akan difollow up dengan membuat trik marketing baru.

Garansi Jadi Kunci
Para pebisnis ponsel bekas Jateng cukup memahami kiat-kiat marketing yang baik. Salah satu upaya mengkatrol penjualan adalah dengan memberikan garansi kepada pembeli. Namun garansi yang diberikan bervariasi lamanya. Ada yang sampai 2 minggu, namun ada juga yang cuma 1 minggu.

Tatak PW, pemilik Plasa Phone di Jogyatronik mengungkapkan, pihaknya memberikan garansi kepada pembeli selama 2 minggu. “Saya memberikan garansi, supaya pelanggan tersebut bisa menjadi loyal,” terangnya.

Dari pantauan BP, tidak semua pebisnis memberikan garansi kepada para pembeli ponsel second. Ada juga pemilik konter hp yang tidak memberikan garansi, karena beralasan tidak berani mengambil resiko. “Memang ada juga pemilik toko ponsel bekas yang tidak memberikan garansi. Takutnya nanti kalau konsumen tadi melakukan kecurangan atau nakal. Ponsel yang tadinya dibeli dalam keadaan baik, tapi karena terjatuh misalnya, lalu dibawa ke konter tadi. Jadi ada juga yang memberlakukan sistem jual lepas,” jelasnya.


Demand Tinggi, Barang Kosong
Tingginya demand (permintaan pasar) terhadap sebuah produk HP, menjadikan stok kosong. Terdapa beberapa merek dan tipe ponsel yang banyak diinden, namun barang kosong. Untuk pasar DIY Nokia 6120, 6080, 1600 dan Sony Ericsson W 950. Untuk Semarang, Nokia 6120 dan Nokia E 90. Untuk Solo, Nokia 1112, SE D 110, SE J 120, SE K 310, SE J 120 dan SE W 830.

Fudin Hananto, staf di konter Mr. Blue, Jl. Gejayan , DIY menyatakan dalam sehari tidak kurang 3 orang harus rela inden memesan Nokia 6120. Ditambahkan, penjualan fantastis dicapai oleh Morola F3 yang bisa laku 4 buah per hari.

Sementara itu, Iqbal, staf toko Real Phone, Jl Gejayan, DIY, menjelaskan ada 3 orang inden Nokia 6080, dan 5 orang untuk Nokia 1600 dalam sehari. Pada bagian lain, Rudi Radia dari konter ABI SELL, Matahari Dept Store, Solo atau biasa disebut Plasa Singosaren menambahkan, peminat Nokia 1112 mencapai 7 orang per hari.

Pasar Klitikan
Keberadaan sektor informal (pedagang kaki lima, pedagang asongan, atau pedagang kelas kambing lainnya), dimanapun selalu memberikan dampak yang cukup kompleks. Artinya keberadaan mereka selalu menimbulkan dampak yang terkadang dilematis.

Terdapat temuan fenomena menarik di Pasar Klitikan-Kuncen Yogyakarta. Disini para pedagang kaki lima yang menjual ponsel bekas dilokalisir. Pasar ini mempunyai karakteristik yang cukup unik. Dimana ramainya hanya pada waktu malam hari. Frekuensi transaksi disini cukup tinggi.

Beberapa ponsel dari vendor ternama seperti Nokia, Sony Ericsson dan Samsung banyak dijual. Harga yang dipatok cukup terjangkau. Disinilah letak kondisi dilematis tersebut. Karena sudah menjadi rahasia umum dan menurut komentar warga, sulit untuk menjamin legalitas dari barang tersebut.

Bahkan, satu fenomena yang membuat cukup ironis adalah dampak negatif yang ditimbulkan yang dikhawatirkan merusak moral masyarakat, yaitu marak dan bebasnya peredaran film porno via ponsel. Dimana para pengunjung yang notabene sudah akrab dengan penjual ponsel, tidak melakukan transaksi, namun cuma iseng berkunjung dan mendownload film tersebut via bluetooth.

“Saya akui harga ponsel disini sangat murah. Kemarin saya beli Nokia CDMA harganya juga miring. Soal kualitas bisa dikatakan cukup baik. Tapi saya juga sering kesini cuma iseng-iseng jalan-jalan. Sekalian download film biru di ponsel. Itung-itung nambah koleksi,” ujar Taufik seorang pengunjung. (had)

Daftar Lokasi Sentra Ponsel Jateng
DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) : Jogjatronik di Jl MT Haryono, Toserba Ramai di kawasan Malioboro, Jogya Ponsel Market di Jl. Sudirman, Sentra Ponsel di Jl. Gejayan, Pasar Klitikan–Kuncen di Jl. HOS. Cokroaminoto, Amplas (Ambarukmo Plasa) di Jl. Adi Sucipto, Plasa Borobudur di Jl. Magelang, Gelael Phone Jl. Adi Sucipto, Sami Jaya di kawasan Malioboro, Sentra di Jl. Moses.
Solo : Matahari Departement Store (Singosaren) di Jl. Gatot Subroto, Gedung Prioritas lt II di Jl .Slamet Riyadi, Solo Grandmall di Jl. Slamet Riyadi.
Semarang : Plasa Simpang Lima, Jl. Ahmad Yani, Semarang.


Daftar Ponsel Laris di Jateng
Nokia : N 70, 2310, 3315, 3310, 3230, 6300, 1280, 1112, 1110i, 1600, 5070, 2300, 8250, 7610, 5300, 6600, N 73, 2626, 110i, 3500, 6030, 9300 dan 9500
Sony Ericsson SE J 230, SE 750, SE J 120i, SE J 110i, SE W 200,
Motorola : Motorola F3,
LG : LG KG 200 dan LG KG 300.

Daftar Ponsel Demand Tinggi , Stok Kosong
DIY/Yogyakarta : Nokia 6120, Nokia 6080, Nokia 1600, SE 950.
Semarang : Nokia 6120 Nokia E 90
Solo : Nokia 1112 SE D110 SE J 120 SE K 310 SE J 120 SE W 830

Tidak ada komentar: